Natalius Pigai: Mengapa Jokowi Begitu Takut Terhadap Myanmar?
Gokil - Etnik Rohingya telah beratus-ratus tahun lamanya tempati teluk Benggal. Di seberang barat lokasi kehidupan mereka ditempati oleh bangsa Bangladesh serta di timur bangsa Burma.
Sebelumnya Burma merdeka 1942 oleh kerajaan Inggris, etnik Rohingya sudah menempati lama di lokasi rakhine yang saat ini dimaksud Rakhine State. Mereka yaitu suku Benggal penghuni selatan serta penghuni utara suku bangsa austro Asia atau Thai Khadal yang umumnya mengatakan suku bangsa Sino Tibetian.
Sekian dikisahkan komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Natalius Pigai dalam keterangannya pada redaksi, Minggu (3/9).
Tetapi saat ini, mereka terusir dari negerinya. “Apa yang salah dengan mereka hingga beberapa ribu etnik Rohingya terusir dari negerinya, Rakhine State, ” bertanya Pigai.
Sekarang ini beberapa ribu manusia perahu menyeberangi samudera India, teluk Bengali serta laut Andaman yang populer ganas cuma untuk mencari hidup serta kehidupan.
Di waktu situasi tragedi bangsa muslim Rohingya menurut Pigai, begitu naif bila Indonesia diam seribu bhs. Jokowi berpangku tangan, bahkan juga ia menangkap kesan membiarkan tanpa ada intervensi kemanusiaan.
“Kita tidak dapat lakukan perang diplomatik dengan Myanmar. Semestinya kita tingkatkan desakan diplomatik untuk hentikan kejahatan kemanusiaan pada kaum muslim oleh pemerintah Myanmar, ” tegasnya.
Pigai mengingatkan, politik luar negeri Indonesia yaitu aktif, dalam pengertian dalam membuat perdamaian dunia. Jadi negara ASEAN serta muslim paling besar dunia, Pigai menyebutkan, pemerintah Indonesia janganlah takut ambil resiko untuk menghimpit pemerintah Myanmar.
“Sekali sekali lagi pemerintah janganlah takut tekan pemerintah Myanmar cuma karna terikat dengan traktat ASEAN yang non intervensi masalah domestik, ” tambah Pigai.
Pada sekarang ini, lanjut Pigai, Jokowi mesti belajar dari pengalaman Sukarno. Walau Sukarno serta Nehru yaitu teman dekat karib, bahkan juga India sediakan tanah lima hektar untuk kantor kedutaan besar di Canakyapuri, New Delhi. Tetapi saat perang India serta Pakistan 1965, Sukarno kirim kapal perang Angkatan Laut bantu Pakistan karna solidaritas Islam. Bahkan juga Sukarno memusuhi Nehru yang teman dekat karibnya.
“Kalau Sukarno saja dapat meninggalkan persahabatan dengan Nehru India, kenapa Jokowi demikian takut pada Myanmar? Apakah Jokowi memanglah membawa agenda internasional untuk menghancurkan kaum muslim? Kenapa tidak dapat ambil sikap tegas dengan mengambil keputusan hubungan diplomatik? ” kata Pigai.
Pigai memberikan, semuanya negara didunia ini mempunyai keharusan untuk memerangi kejahatan kemanusiaan jadi aksi yg tidak disenangi umat manusia didunia (hostis humanis generis).
“Oleh karenanya tak ada yang salah bila bangsa ini dengan aktif bertindak membuat perdamaian kekal di Myanmar Selatan, ” tukas Pigai.
loading...
0 komentar:
Posting Komentar