Kamis, 10 Agustus 2017

ads

Wah Kok Bisa, Tekad bulat Rhoma Irama menjadi presiden

Wah Kok Bisa, Tekad bulat Rhoma Irama menjadi presiden

Gokil - Hasrat Rhoma Irama jadi pemimpin negeri tidak sempat surut. Terlebih sesudah dikecewakan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) pada 2014 yang lalu. 

Rhoma Irama dijanjikan jadi calon presiden oleh PKB. Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar menyebutkan, lihat satu diantara tokoh bukan sekedar lewat mutunya tetapi pamornya butuh dihitung layak untuk diusung dalam pemilu 2014. 

" Rhoma mempunyai kemampuan di akar rumput, " tutur Cak Imin umum Muhaimin disapa 2013 yang lalu. 

Waktu itu, Rhoma dengan group musik dangdutnya, Soneta, bahkan juga turut berkampanye untuk memenangi PKB. Tetapi, sesudah pemilu legislatif usai, PKB tidak menepati janjinya untuk mencapreskan Rhoma. 

Pemicunya nada yang didapat PKB tidak cukup buat mencalonkan capresnya sendiri. Akhirnya, PKB juga meninggalkan Rhoma serta pilih mensupport pasangan Jokowi-Jusuf Kalla. 

Rhoma juga tidak terima. Satria bergitar lalu meninggalkan PKB serta sebagian lama lalu membangun partai baru bernama Partai Dambaan. Di partai itu Rhoma menjabat jadi ketua umum. 

Saat ini sesudah Undang-Undang Pemilu diketok dengan 20-25 % presidential threshold, Rhoma juga tidak terima. Rhoma Irama melayang-layangkan tuntutan UU Pemilu ke Mahkamah Konstitusi (MK). UU Pemilu yang diisi prasyarat presidential threshold 20 % itu dinilai begitu diskriminatif. 

" Begitu diskriminatif. Presidential threshold dihapuskan jadi zero threshold untuk presidential, " kata Rhoma Irama di Gedung MK. 

Rhoma menyatakan, Partai Dambaan mempunyai hak untuk mencalonkan dianya jadi calon presiden. Tetapi, dengan terdapatnya prasyarat presidential threshold 20 % jadi hak itu gugur dengan sendirinya. Oleh karena itu, dia melayang-layangkan uji materi ke Mahkamah Konstitusi. 

" Dambaan dalam hal semacam ini miliki legal standing untuk mencapreskan ketumnya. Bila tidak (menginginkan jadi Wakil presiden) saya ngapain ke MK, " ucapnya. 

Diluar itu, Rhoma yang dijuluki Raja Dangdut ini meyakinkan, Partai Dambaan tidak mensupport Jokowi di Pilpres 2019. Sikap ini adalah langkah demokratis untuk mengawal kemampuan pemerintah karna sudah banyak partai politik yang menyebutkan mensupport Jokowi di Pilpres 2019. 

" Bila semua satu nada (dukung Jokowi) saja tidak demokratis. Di semua negara didunia ada namanya oposisi serta penguasa. Serta itu sehat dalam rencana penegakan demokrasi, " tuturnya.
loading...
Share:

0 komentar:

Posting Komentar